Sumber gambar: parokistpaulusdepok.org Apa hubungan antara Rabu Abu dan Demokrasi? Bagaimana caranya menjadi Katolik serentak menjadi warga negara? Dua pertanyaan di atas, coba saya jawab dalam kerangka pikir teologi politik. Tentu saja, bukan teologi politik dogmatik melainkan teologi politik yang saya ambil dari gerakan kolektif kolegial Yesus Kristus bersama para murid-Nya. Jamak diketahui bahwa Rabu Abu merupakan hari di mana umat Kristen memasuki masa Prapaskah. Kata kuncinya adalah pantang dan puasa. Pantang merujuk pada norma yang disepakati umum sedangkan puasa merupakan komitmen pribadi. Sebagai perealisasian dari norma kolektif, pantang mengandaikan adanya perbuatan yang dilarang oleh adat atau kepercayaan demi tujuan tertentu. Sementara itu, sebagai aktivitas individual, puasa dilakukan― mengutip NH. Dini dalam ‘Sebuah Lorong di Kotaku’―sebagai upaya untuk melihat sejauh mana seseorang mampu bertahan. Satu hal penting: baik pantang maupun puasa, bertolak dari landasan yang s...
Blog tentang wacana pembangunan, politik, dan teologi di Indonesia Timur