Tiga buku tentang Marxisme karya Magnis Suseno (Gramedia) Dalam postingan kali ini, saya akan membagikan pengalaman saya tentang pentingnya filsafat dan bagaimana cara kerja filsafat terutama dalam menghadapi masa pandemi ini. Saya mengatakan demikian bukan berarti, tanpa pandemi, buku-buku filsafat tidaklah penting melainkan melalui teks-teks filsafat, saya dibantu untuk membaca fenomena pandemi secara lebih filosofis dan eksistensial. Lalu, apa implikasinya? Jawaban paling sederhana yang dapat saya berikan adalah bahwa melalui buku-buku filsafat, saya diberikan kemungkinan untuk selalu merumuskan pertanyaan terus menerus terhadap segala sesuatu. Persis seperti adagium dari filsuf Nicholas Rescher yang mendaulat manusia sebagai homo quaerens atau inquiring human , makhluk yang senantiasa bertanya sepanjang hidupnya. Saya punya sebuah ilustrasi tentang hal ini. Jika Anda terbiasa melakukan riset atau pernah menulis karya ilmiah (skripsi/tesis/disertasi), Anda tentu menyadar...
Blog tentang wacana pembangunan, politik, dan teologi di Indonesia Timur