Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Analisis Puisi

Dari Nietzsche dan Nihilisme ke Wacana Autosuperamento

(Analisis Semantis Puisi-puisi Kristo Suhardi) Mengenal Kristo Suhardi Kristo Suhardi (Lahir di Ruteng, 2 Mei 1988) menaruh minat pada dunia sastra semenjak belajar di Seminari Menengah Pius XII Kisol, Manggarai Timur (2001-2007). Setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas, ia lalu belajar filsafat di STFK Ledalero (2009-2013). Selain menulis puisi, ia juga gemar menulis cerpen dan membuat beberapa tafsiran singkat filosofis atas beberapa karya sastra. Saat ini Kristo sedang bekerja di Harian Umum Flores Pos Ende, sebagai w artawan dan e ditor. Kristo merampungkan studi filsafatnya di Ledalero setelah menyelesaikan skrispinya yang berjudul “Memahami Seksualitas Manusia dalam Eleven Minutes Paulo Coelho”. Skripsi ini merupakan salah satu upayanya untuk membaca, menafsir, dan menelaah karya sastra dari perspekstif filsafat. Beberapa penyair besar yang begitu dikaguminya antara lain Kahlil Gibran, Paulo Coelho, dan Joko Pinurbo. Dalam artikel ini, saya ingi...

Diskursus Postmodernisme dalam 'Credo' Puisi Sutardji

Upaya Mengembalikan Kata kepada Mantera  Sumber: @jurubaca (Hasan Aspahani) “daging kita satu arwah kita satu Walau masing-masing jauh Yang tertusuk padamu berdarah padaku” (Sutardji Calzoum Bachri, fragmen akhir sajak Satu ) Apa itu Credo Puisi? Istilah “Credo Puisi” pertama kali diproklamirkan oleh Sutardji Calzoum Bachri (SCB) [1] pada pertemuan fenomenal yang digelar oleh Bengkel Puisi Swadaya Mandiri (BPSM) pada tanggal 30 Maret 1973.  Saya mengutip secara lengkap credo termasud guna memudahkan pemahaman dalam analisis sebagai berikut: Kata-kata bukanlah alat menghantarkan pengertian, Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas. Kata diumpamakan dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Kalau diumpamakan dengan pisau, dia adalah pisau itu sendiri dan bukan alat untuk memotong dan menikam. Dalam keseharian kata cenderung dipergunakan sebagai alat untuk menghan...